TUGAS 1



8.1 Karakteristik Umum dari Perubahan Keadaan[Kembali]

            Perubahan zat pada cairan gas tidak melibatkan perubahan sifat dasar dari molekul-molekul yang ada. Misalnya, dalam brom padat, molekul Brsaling bertarikan dengan agak efektif; dalam keadaan cair, molekul Brdengan bebas bergerak mengikuti molekul yang lain, dan dalam keadaan gas, molekul Br2 berupa partikel yang terpisah jauh satu sama lain, yang melenting kian kemari dengan kecepatan tinggi dan arah acak. Gambaran ini umumnya dapat diterapkan kepada zat-zat kovalen.
            Pada temperature yang sangat tinggi, zat padat ion dan logam memang terurai untuk membentuk molekul sederhana, tetapi ini merupakan keadaan yang sangat tak lazim. Untuk senyawa ion dan logam, bentuk molekul yang ada dalam keadaan gas tidak terdapat dalam fase-fase mampat. Misalnya, bila cukup dipanasi agar menjadi gas, natrium klorida membentuk molekul sederhana seperti Na2Cl2 atau NaCl.  Tetapi dalam zat padat NaCl, sebuah ion tertarik sama kuat ke semua tetangga terdekatnya yang muatannya berlawanan, dengan tak terbentuknya struktur-struktur molekul.


Gambar di atas merupakan contoh perubahan keadaan.

Konsep dasar yang harus diingat:
  1. Banyaknya energy yang dibutuhkan untuk suatu perubahan endoterm sama dengan energy yang dibebaskan dalam perubahan eksoterm kebalikannya.
  2. Energi total untuk suatu perubahan dari kondisi satu ke kondisi kedua, yang keduanya tertentu, akan tetap sama, tak peduli jalan yang ditempuh untuk mencapai perubahan ini.
Titik leleh dikatakan sebagai temperature dimana suatu zat padat berubah menjadi suatu cairan, dan titik didih ialah temperature dimana suatu cairan menggelegak ketika berubah menjadi gas. Pada tekanan yang berlainan, temperature pelelehan dan pendidihan suatu zat akan berlainan pula. Temperatur untuk perubahan zat yang bersentuhan dengan udara pada 1 atm dirujuk sebagai titik leleh atau titik didih normal.

8.1.1 Kapasitas Panas. 
Bila kalor ditambahkan kepada zat padat, cairan atau gas pada temperatur di luar titik leleh atau titik didih,maka temperatur zat itu akan naik.
Untuk membandingkan efek kalor pada temperatur berbagai zat, maka kapasitas panas zat itu dapat diukur, yakni banyaknya kalor yang diperlukan zat itu, dengan bobot tertentu. Makin tinggi bobot suatu zat, akan makin besar kapasitas panasnya. Sedangkan kapasitas molar adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah temperature 1 mol suatu zat setinggi 1°C. Kapasitas panas molar es adalah
(2,00 J/(g °C)(18,0 g/mol) = 36,0 J/(mol °C)

8.1.2 Kalor Pelelehan. 
Jika 1,00 mol es pada -10,0 °C dipanasi dengan hati-hati, maka untuk menaikkan temperaturnya menjadi 0 °C, akan dibutuhkan kalor sebanyak
(1,00 mol)(10.0 °C)[36,0 J/(mol °C)] = 360 J
Kalor pelelehan molar adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 mol suatu zat padat pada titik lelehnya menjadi cairan pada temperature yang sama

Tabel Kalor Pelelehan Molar

Kalor pembekuan molar adalah banyaknya energi panas yang dibebaskan bila satu mol suatu zat memadat yang besarnya sama dengan banyaknya kalor yang dibubuhkan bila suatu zat padat meleleh. Misalnya 6,01 kJ dibebaskan ke sekitarnya bila 1 mol air membeku.

8.1.3 Kalor Penguapan
Bila 1 mol air pada 100°C menguap, 40660 J, atau 40,66 kJ kalor harus ditambahkan kepada air ini agar berubah menjadi 1 mol kukus. Energi panas sebanyak 40,66 kJ digunakan untuk melawan gaya-gaya tarik sehingga molekul-molekul air dapat melepeaskan diri satu dari yang lain sebagai molekul gas. Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 1 mol zat cair menjadi gas pada temperatur yang sama disebut kalor penguapan molar.
Kalor pengembunan molar adalah banyaknya energi panas yang dibebaskan bila satu mol suatu zat mengembun, sama dengan kalor yang diperlukan bila 1 mol zat (cair) menguap. Misalnya, dibebaskan 40,66 kJ ke sekitarnya, bila 1 mol kukus mengembun pada 100°C.

8.1.4 Perubahan Temperatur dan Perubahan Keadaan. 
Berdasarkan teori molekul kinetik, dengan ditambahkan energi kalor ke suatu zat, energi itu digunakan untuk mengalahkan gaya-gaya tarik yang mengikat partikel-partikel. Makin tinggi temperaturnya, makin besar energi kinetik partikel-partikel. Jika perubahan keadaan disertai perubahan volume, diperlukan energy untuk mendorong udara.

8.1.5 Gaya Tarik dan Perubahan Keadaan. 
Gaya tarik yang mempengaruhi pelelehan dan penguapan sangat beragam untuk tiga kelompok besar zat (kovalen, ion, dan logam). Zat kovalen terdiri dari molekul-molekul yang berikatan dengan gaya yang agak lemah. Sehingga zat kovalen cenderung memiliki titik leleh dan titik didih rendah. Sedangkan ion-ion dalam zat ion dan atom dalam logam biasanya saling berikatan dengan gaya yang kuat. Senyawa ion cenderung memiliki titik leleh dan titik didih tinggi.

8.2     Gaya Tarik Antar Molekul[Kembali]

Bila suatu zat kovalen cair menguap, molekul melepaskan diri dari tetangganya. Gaya tarik lemah antara molekul dikalahkan, tetapi ikatan kovalen yang kuat yang mengikat atom-atom dalam molekul itu tidak terpatahkan. Dalam gaya tarik antar molekul ada tiga macam. Dua diantaranya Bersama-sama disebut gaya tarik Van der Waals. Gaya tarik yang lemah ini disebabkan oleh dipol imbasan sekejap, yang terjadi antara semua molekul. Gaya tarik Van der Waals yang kuat desebut dengan gaya tarik dipol-dipol, terjadi antara molekul yang memiliki momen dipol permanen. Gaya tarik ketiga lebih kuat dari gaya Van der Waals hanya terjadi antara molekul tertentu dan disebut dengan ikatan hydrogen.

8.2.1     Dipol Imbasan Sekejap
Terdapat tarikan antara elektron satu molekul dan inti-inti molekul yang lain. Suatu getaran dalam sebuah molekul mengimbas (menginduksi) suatu geseran dalam elektron-elektron suatu molekul tetangga. Bila molekul ini berkumpul bersama-sama seperti dalam keadaan cair, geseran-geseran ini disinkronkan sehingga terdapat suatu tarikan netto antara banyak molekul bertetangga. Dipol-dipol imbasan dikatakan bersifat sekejap, karena getaran itu sangat banyak hingga milyaran dalam satu detik.
Tarikan lemah yang disebabkan oleh dipol imbasan sekajap, pertama kali diuraikan dalam tahun 1930-an oleh seorang ahli fisika Jerman Fritz London, sehingga disebut gaya London. Gaya London menyebabkan adanya tarikan antara molekul-molekul senyawaan non-polar. Molekul-moekul besar lebih efektif ditarik satu sama lain daripada molekul-molekul kecil. Zat yang molekulnya bertarikan hanya berdasarkan gaya London, mempunyai titik didih dan titik leleh yang rendah, dibandingkan dengan zat lain yang bobot molekulnya kira-kira sama. Jika moleekul-molekulnya kecil, zat-zat ini biasanya berbentuk gas pada temperature kamar.

8.2.2     Gaya Tarik Dipol-Dipol
Molekul yang memounyai momen dipol permanen dikatakan sebagai polar. Gaya tarik antara dua molekul polar disebut gaa tarik dipol-dipol. Tarikan ini lebih kuat daripada tarikan antara molekul molekul non-polar. Jadi, zat-zat yang terdiri dari molekul polar cenderung mempunyai titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi daripada molekul non-polar yang kira-kira besarnya sama.

8.2.3     Ikatan Hidrogen
Tarikan antar molekul yang luar biasa kuatnya, dapat terjadi antara molekul-molekul, jika satu molekul mempunyai sebuah atom hydrogen yang terikat pada sebuah atom berelektronegativitas besar, dan molekul tetangganya mempunyai sebuah atom berelektronegativitas tinggi yang mempunyai sepasang elektrton menyendiri. Inti hydrogen, yakni proton, ditarik oleh pasangan electron yang berdekatan, dan berayun bolak-balik antara kedua atom itu. Tarikan antara dua molekul yang menggunakan bersama-sama sebuah proton disebut ikatan hidrogen. Ikatan hydrogen memiliki tarikan antar molekul yang sangat kuat. Ikatan hydrogen yang kuat terbentuk hanya oleh molekul yang mengandung nitrogen(N), oksigen(O), ataupun flour(F). kelihatannya sepasang electron menyendiri dalam sebuah atom kecil lebih efektif daripada dalam atom besar, dalam hal ang menarik suatu atom hydrogen tetangganya.

Dalam air, ikatan hydrogen sangatlah efektif:

Karena tiap molekul air berisi dua atom hydrogen dan dua pasangan electron menyendiri, ikatan hydrogen itu dapat berlanjut dalam tiga dimensi sehingga terbentuk agregasi-agregasi besar.

8.2.4     Ringkasan gaya tarik
Perbedaan gaya gaya tarik antara molekul-molekul zat murni dicerminkan oleh titik leleh dan titik didih zat-zat ini. Pada umumnya, gaya tarik yan kuat dan ukuran molekul yang besar, keduanya akan menyebabkan titik leleh dan titik didih yang tinggi.

Dalam gambar tersebut dialurkan titik leleh dan titik didih untuk lima deret zat. Dalam dua deret ini, Ne-Xe dan CH4-SnH4, molekul non-polar saling tarik menarik oleh dipol imbasan sekejap atau gaya London. Dalam kedua deret untuk membandingkan selisih titik didih dari pasangan molekul yang bobot molekulnya hamper sama. Perhatikan Ne terhadap CH4, dan Kr terhadap GeH4. Molekul gas mulia mempunyai distribusi electron sederhana, tetapi senyawa hydrogen unsur grup IVA merupakan tetrahedron(bidang-empat) yang saling menarik dengan kuat. Akibatnya titik didih CH4 dan GeH4 masing masing lebih tinggi daripada Ne dan Kr. Untuk membandingkan molekul yang strukturnya berlainan tetapi bobot molekul-nya sama, dalam setiap kelompok titik-titik didih dari ketiga zat polar lebih tinggi, yang menunjukkan bahwa molekul-molekul ini memerlukan energi kinetic yang lebih besar untuk memisahkan satu sama lain.
Pada akhirnya dapat dicatat dalam gambar tersebut perilaku NH3, HF dan H2O. Titik didih (dan leleh) yang tinggi, dibandingkan dengan PH3, HCl, dan H2S, disebabkan oleh ikatan hydrogen yang kuat antara molekul-molekulnya.

8.2.5     Perilaku fisika lain dari cairan
Tarikan antar mlekul mempengaruhi banyak sifat cairan selain titik leleh dan titik didih. Kalor pelelehan dan kalor pengapan merupakan dua sifat semacam itu. Yang juga dihubungkan dengan tarikan antar molekul adalah tegangan permukaan.
Gaya antar molekul zat yang sama atau serupa dapat disebut sebagai gaya kohesif. Gaya gayaantara molekul zat yang berlainan, dan terutama antara cairan atau gas di satu pihak dan zat padat dipihak lain, disebut gaya adhesive.
Molekul air ditarik dengan kuat ke gugus-gugus -O-H yang terikat dalam permukaan kaca; jadi air cenderung merayap ke atas sepandjang dinding dalam wadah. Karena adanya tarikan antar molekul kohesif, molekul yang merayap ini menarik molekul-molekul air lain untuk ikut merayap naik. Naiknya sekolom cairan dalam suatu tabung sempit disebut kenaikan kalpiler. Tinggi kolom bergantung pada jari-jari tabung, tegangan permukaan cairan, dan bobot kolom.
Merkurium merupakan suatu contoh zat dengan gaya antar molekul kohesif lebih kuat daripada gaya adhesif ke kaca. Hasilnya ialah bahwa bila bersentuhan dengan kaca, merkurium cair membentuk meniskus cembung.


8.3 Pencairan Gas[Kembali]

            Suatu gas dapat diembunkan atau dicairkan oleh gabungan yang sesuai dari penurunan temperature dan/atau menaikkan tekanan. Bedasarkan pembahasan skala mutlak, berkurangnya volume suatu gas karena menurunnya temperatur mengikuti hukum Charles sampai temperatur turun di dekat titik di mana gas itu mulai mengembun menjadi suatu cairan. Berdasarkan teori kinetik, jika energy kinetik molekul gas diturunkan dengan menurunkan temperatur secukupnya, gaya antar molekul akan menjadi efektif dalam mengikat partikel partikel tekanan. Jika molekul-molekul itu berjauhan, maka gaya tarik akan melemah, tetapi dengan mendekatnya molekul-molekul itu satu sama lain, maka tarikan itu akan meningkat. Gas itu mencair jika gaya tarik itu cukup besar.
            Tiap gas terdapat suatu temperatur (temperatur kritis), dimana gas tidak dapat dicairkan, betapapun besarnya tekanan. Diperlukan tekanan kritis untuk mencairkan suatu gas pada titik kritis.
         Zat-zat pada tabel diatas dapat dibagi menjadi dua kelas. Empat yang pertama tak dapat dicairkan pada temperatur kamar, betapapun tingginya tekanan yang diberikan. Tujuh berikutnya dapat dicairkan pada temperatur kamar hanya dengan menaikkan tekanan saja.

8.4     Penguapan Cairan[Kembali]

            Cairan yang mudah menguap terdiri dari molekul molekul yang mempunyai gaya antar molekul yang lemah; mereka cenderung tercerai-berai oleh gerakan masing-masing.Seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah (a), beberapa molekul meninggalkan induk cairan (menguap) jika kebetulan molekul itu berarah ke atas dan cukup kecepatannya untuk mengalahkan gaya tarik yang lemah itu. Uap adalah nama keadaan gas suatu zat pada suatu tekanan dan temperatur. Suatu cairan yang mudah menguap disebut atsiri (volatile).
Gambar (a) Penguapan dari suatu wadah terbuka : lebih banyak molekul yang pergi daripada yang kembali. (b) Penguapan dalam wadah tertutup : banyaknya molekul yang meninggalkan cairan per satuan sama dengan yang kembali

8.4.1     Tekanan Uap. 
Air meninggalkan bejana oleh penguapan jika bejana itu terbuka. Jika bejana itu tertutup maka tidak ada air yang meninggalkan bejana karena terjadi peristiwa pengembunan yang mengakibatkan cairan yang menguap tersebut kembali ke cairan.
            Tekanan uap suatu zat didefinisikan sebagai tekanan yang dilakukan oleh gas zat itu, bila gas itu berada dalam kesetimbangan dengan fasecair atau padat. Tekanan uap suatu cairan atau padatan bertambah dengan naiknya temperatur. Gambar 8-11 menunjukkan suatu metoda untuk menentukan tekanan uap cairan.

Gambar Penetapan tekanan uap cairan pada 25°C . Bila setetes cairan dimasukkan ke dalam suatu barometer, tetesan ini akan naik ke ruang hampa diatas kolom merkurium dan sebagian akan menguap. Ruang di atas kolom merkurium akan segera jenuh; artinya, terjadi suatu kesetimbangan antara cairan dan fase uap dari contoh (tetesan) itu. Tekanan uap tersebut memaksa kolom merkurium turun ke jarak tertentu. Barometer di kiri mempunyai ruang hampa Torricelli di atas kolom merkurium.

Gambar 8-12   Suatu alur yang menunjukkan pengaruh temperatur pada tekanan uap dari empat cairan yang lazim. Temperatur pada mana tekanan uap sebesar 760mmHg, adalah titik didih normal cairan itu.

            Keempat senyawa yang ditunjuk dalam gambar  melukiskan pengaruh ikatan hidrogen pada tekanan uap. Air, HOH, meskipun bobot molekulnya lebih rendah daripada etil alkohol,tekanan uapnya lebih rendah daripada semua temperatur karena efektifnya ikatan hidrogen. Etilena glikol, HOCH2CH2OH, dengan dua gugus –OH per molekul, membentuk ikatan hidrogen yang lebih efektif daripada etil alkohol dan agaknya membentuk rantai panjang. Tekanan uap yang tinggi menunjukkan lemahnya gaya-gaya tarik itu.
            Kelembaban relatif. Kadar kelembaban dalam udara lazim dinyatakan dalam kelembaban relatif. Kelembaban relatif didefinisikan sebagai penjenuhan persen dari udara degan uap air. Kelembaban relatif merupakan faktor penting untuk kenyamanan kita. Bila kelembaban tinggi, maka keringat tidak mudah menguap  dan jika kelembaban rendah maka keringat akan cepat menguap.
            Bila udara lembab didinginkan tanpa kehadiran permukaan padat pada mana uap air mudah mengembun, tekanan parsial uap air dapat melampaui tekanan uap pada temperatur itu. Udara semacam itu disebut dengan dilewat-jenubi (supersaturated) dengan uap air.
Contoh
Jika tekanan parsial uap air dalam udara ialah 12,8 mmHg dan temperatur 22,0°C, berapakah kelembaban relatifnya ?
Jawaban : Tekanan uap air pada 22°C adalah 19,83 mmHg. Ini adalah tekanan parsial uap air dalam udara yang jenuh dengan air pada temperatur tersebut

8.4.2     Pendidihan. 
Titik didih suatu cairan ialah temperatur pada mana tekanan uap yang meninggalkan cairan sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap sama dengan tekanan luar, mulai terbentuk gelembung gelembung uap dalam cairan. Karena tekanan uap dalam gelembung sama dengan tekanan udara, maka gelembung itu dapat mendorong diri lewat permukaan dan bergerak ke fase gas di atas cairan.
            Titik didih air dan cairan lain beraneka ragam menurut tekanan udara. Contoh titik didih normal suatu cairan ialah temperatur pada mana tekanan uapnya 1 atm. Di pegunungan titik didih air kurang dari 100°C, karena tekanan udara kurang dari 1 atm.
Contoh: Jika tekanan udara rata-rata di kota Anda adalah 740 mmHg, berapakah titik didih air dalam sebuah panel terbuka? Berapakah titik didih air dalam panci bertekanan yang bekerja pada sekitar dua kali tekanan udara?
Jawaban : Dari tabel A.7 titik didih air pada 740 mmHg dapat dihitung dengan interpolasi antara titik didih pada 738,5 mmHg dan 743,9 mmHg


Pada duakali 740mmHg, dari tabel diketahui bahwa titik didih pada 1480 mmHg = titik didih pada 1489,1 mmHg = 120°C

8.5 Pembekuan Cairan[Kembali]

            Titik beku adalah temperatur pada mana fase padat dan cair ada dalam kesetimbangan. Jika kesetimbangan semacam itu diganggu dengan menambahkan atau menarik energi panas, sistem akan berubah dengan membentuk lebih banyak zat cair atau zat padat.
8.5.1     Diagram Fase. 
Hubungan antara keadaan keadaan suatu zat padat diringkaskan dalam suatu diagram fase yang menunjukkan fase apa saja yang ada pada temperatur dan tekanan yang berlainan. Gambar dibawah adalah diagram fase untuk H2O dalam suatu jangka terbatas temperatur dan tekanan. Pengamatan berikut dapat dibuat berdasarkan gambar berikut :
Gambar Suatu diagram fase untuk H2O (diagram ini tidak proporsional)
  1. Sepanjang garis AC,air dan uap air dalam kesetimbangan
  2. Perhatikan titik P yang terletak pada garis AC. Jika tekanan ditambah, misalnya ke Q maka uap air akan mengembun dan hanya air (cair) saja yang ada. Misalnya tekanan dikurangi ke R maka semua air akan menguap.
  3. Sepanjang garis AB, uap air dan es berada pada kesetimbangan, misalnya pada titik W.
  4. Garis AD adalah garis kesetimbangan untuk fase cair dan padat. Garis ini hampir vertikal,namun kemiringan agak ke kiri agak dibesarkan untuk menjelaskan bahwa temperatur titik leleh normal air, 0°C, tidak identik dengan temperatur titik A
  5. Titik A disebut titik gandatiga (triple), suatu kondisi tekanan dan temperatur pada mana ketiga fase dalam kesetimbangan.
Titik Gandatiga Air.
Keanekaan tekanan udara hanya sedikit sekali pengaruhnya terhadap titik beku air maupun larutan air, baik karena perubahan kelarutan udara dalam air maupun karena pengaruh tekanan pada suatu perubahan keadaan. Karena air memuai bila beku, maka bertambahnya tekanan cenderung menghindarkan pembekuan, artinya titik beku menurun dengan bertambahnya tekanan.

Gambar. Titik beku air di udara pada 1 atm adalah 0,00°C dan tekanan uap 4,58 mmHg. (udara diusir dari dalam wadah kanan oleh sebuah pompa vakum, kemudian keran ditutup dan tabung didinginkan sampai terbentuk kristal es).


Video[Kembali]

Video tentang gaya tarik antar molekul :








Link Download[Kembali]

Materi dalam bentuk HTML : disini
Video gaya tarik antar molekul: disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar